25.8.08

Berenang Sejak Dini Dapat Meningkatkan IQ


Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan, secara statistis IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.
Penelitian lain menunjukkan, bayi lebih gampang diajarkan berenang ketimbang orang dewasa, karena bayi tak pernah memiliki faktor X semisal bahaya. Bukankah bayi belum mengerti bahaya? Lagi pula, bayi sangat menyukai air sehingga ia pun akan suka diajak berenang. Nah, hal ini membuatnya jadi lebih mudah belajar berenang.

Selain itu, bayi baru lahir hingga usia 3 bulan bisa langsung nyemplung ke dalam air tanpa takut tenggelam, karena pada usia tersebut, ia memiliki refleks melangkah yang banyak kegunaannya untuk berenang. "Refleks melangkah merupakan salah satu refleks yang menyertai bayi seperti halnya refleks menggenggam dan refleks berjalan," jelas
Dr. Karel Staa dari RS Pondok Indah, yang juga mantan perenang pemegang rekor 200meter gaya dada pada 1960-1962.

Jadi, bila kita meletakkan bayi usia di bawah 3 bulan di dalam air, secara otomatis ia akan menggerak-gerakkan kakinya menyerupai paddle dog sehingga tak tenggelam. Bisa dikatakan, pada usia di bawah 3 bulan bayi sudah bisa berenang dengan gaya primitif. Bukan berarti setelah usia tersebut, bayi tak bisa berenang lagi, lo. Kendati refleksnya sudah menghilang, ia tetap bisa melakukan gerakan berenang walaupun tak terorganisir atau acak-acakan. Soalnya, dengan ada gaya gravitasi, ia merasa ditekan dari bawah air sehingga ia bisa mengambang. Ia pun jadi senang.

Apalagi sejak di perut ibu, bayi sebenarnya juga sudah berenang dalam air ketuban selama 9 bulan. Setelah lahir, kemampuannya berenang tinggal ditingkatkan saja. Bahkan, saking populernya berenang ini, di luar negeri sampai ada proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, lo. "Secara medis, hal ini tak akan menimbulkan masalah karena merupakan proses alami." Jadi, tak ada alasan lagi untuk ragu-ragu mengajak si kecil berenang, ya, Bu-Pak. (saduran dari NAKITA)

24.8.08

Beras Merah Organik


Umur Einzel sudah 9,5 bulan. Tentunya ia membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI). Coba kita tengok, Bunda memberikan apa ya ?

Untuk makanan Einzel, Bunda memberikan beras merah organik. Dimana bisa membelinya ?

Di Jakarta, beras merah organik terhitung sulit menemukan penjualnya. Kalau di pasar tradisional, bisa ditemukan beras merah (biasa) seharga antara Rp 7000 – 9000 per liternya. Kalau pun ada, bisa ditemui atau membeli produknya lewat online. Sepengetahuan Bunda, kalau penjualan online biasanya dijual kira-kira per 250 gram yakni Rp 12.000.

Kebetulan, Bunda berasal dari Jogja. Bunda selalu membeli beras merah organik dari petani di Sleman atau Bantul. Beberapa petani mengaku belum mampu mencukup kebutuhan beras merah organik untuk kalangan umum. Baru mampu mencukupi kebutuhan sendiri.

Beberapa waktu lalu, Tante Kuprit membawakan 2,5 kg beras merah organik dari Sleman. Harganya Rp 2,5 ribu, artinya Rp 10 ribu per kilogramnya.

Selain itu, Bunda juga membeli tepung beras merah organik Rp 10 ribu per kilogramnya. Dibeli dari daerah Bantul Bentuknya lebih halus dibandingkan dengan beras. Tepung beras merah dimasak untuk sarapan. Maklum, kalau menanak beras lama. Hihihihi .....

Ada juga, yang membeli beras merah organik dari Cianjur, Jawa Barat. Produknya sudah di-packing sekitar 250 atau 300 gram-an. Harganya sama dengan online.

Omong-omong, stok beras merah tinggal 1 kg. Mau pesen lagi Bunda ?

19.8.08

Byur .. byur …. Renang euy !




Liburan kemarin, Einzel bertandang ke rumah Tante di bilangan Jatipadang. Disana Einzel belajar berenang. Hiks, hiks …. Tatkala Einzel menyebur kolam renang . Ditemani ayah dan budhe, Einzel bermain air menggunakan balon.

Berenang sejak dini, kata orang, banyak manfaatnya lho. Selain bisa bermain air juga bisa melatih paru-paru agar kuat.

Kata Bunda, sewaktu masih di perut, Einzel juga berada di air. Jadi, main air sebenarnya bukan hal baru buatku.

Yuks, main air. Byur ...byur !!!!!!

Ragunan Zoo




Di usia sembilan bulan empat hari, akhirnya Mamas pergi ke Zoo juga..

karena Ancol kemungkinan penuh, dan ternyata benar, maka pada kalender merah 18 Agustus, mobil nenek kecil yang membawa Mamas Einzel belok menuju Kebon Binatang Ragunan, Jakarta Selatan.

Mamas Einzel bengong bukan kepalang liat ada binatang segede gajah... hihi.. dah gede, kumal lagi...

Selain nonton gajah dan komodo, di Ragunan, Einzel dan ayah juga naik kereta kelinci, berkeliling empat putaran rel, tak jauh dari kandang gajah itu...

Bunda, gajahnya lucu ya, kayak yang di sepeda Mamas, hehee..

Merdeka ala Mamas





“Tujuh belas Agustus tahun empat lima..
itulah hari kemerdekaan kita..
hari merdeka, nusa dan bangsa
hari lahirnya bangsa Indonesia..”

Aih.. Mamas Einzel ikut karnaval pas 17 Agustus sore di Kelurahan Rawasari, Salemba, Jakarta Pusat

kalo yang lain pada bergaya ala tentara, dokter, polisi, pakai pakaian adat dan lain-lain, Mamas Einzel mah cuek aja pakai kaos singlet abis bangun tidiur..

lagian, bukankah kemerdekaan itu juga berarti kemerdekaan berbusana?

Ayah, yang penting kan sepeda gajah Mamas dah dihias kan...”

10.8.08

Potong Kuku dan Kilik Kuping, Asyik Bangets…





Seorang anak semestinya diajarkan perkara kebersihan sejak dini. Termasuk urusan gosok gigi, potong kuku dan kilik kuping. Tidak perlu lah diberi iming-iming hadiah uang, candy, atau cokelat kalau anak kita mau melaksanakan “tugas”-nya membersihkan badan.

Maka, Einzel kecil paham, betapa berartinya membersihkan diri.

Bagi Einzel dan Bunda, memotong kuku tangan dan kaki, serta membersihkan telinga, bukanlah sebuah “nightmare”, tapi sebuah aktivitas yang mengasyikkan!

Lihat saja ekspresi ‘begidik’ Einzel saat ujung cotton bud menyentuh daun telinganya, seolah berkata, “Enak Gila!”

6.8.08

Selamat Ultah Ayah..


Rabu, 5 Agustus... ayah Jojo merayakan hari jadinya yang ke-31..

Ayah mengajak Einzel, Bunda, Bude, Dini, dan rekan-rekan kerja ayah ke rooftop, alias puncak atap Plaza Semanggi lantai 10, untuk menggelar syukuran kecil ultah ayah.

Sederhana tapi berarti.

Yang mengejutkan, ternyata bunda sudah menyiapkan kue tart lengkap dengan angka 31 sebagai simbol bertambahnya usia ayah, sekaligus berkurangnya satu tahun jatah hidup ayah di dunia.

Maunya sih ayah mengajak Einzel seneng-seneng, liat Jakarta dari puncak, bisa keliatan gedung tinggi-tinggi kayak Bursa Efek, Hotel Mulia, Standard Chartered, dan lain-lain, ditambah berseliwerannya mobil-mobil...

Tapi, ups.. Einzel malah bingung liat orang banyak dan cahaya lampu. Apalagi, di dekat tempat biliar, suara musiknya bedentam keras sekali...

Hiks.. para ayah dan bunda yang lain, kalau ada pesta-pesta, jangan paksa ajak anak seusia Einzel ya... (bulan ini Einz akan berumur 9 bulan lho..) Apa yang baik bagi ayah, ternyata gak selalu baik bagi baby...

Tapi, somehow.. Happy 31st birthday ayah... Panjang Umur, sukses selalu..

Kata orang-orang sih, FAMILY berarti Father And Mother I Love You..