14.11.09

I am 2 Years Old






Thank’s God, 14 November ini Einzel tepat berusia dua tahun. Terimakasih Tuhan, buat kesehatan, pertumbuhan Mamas, dan juga lancarnya rezeki ayah bunda.
Einzel bersyukur sekali, saat ayah baru pertama jalan ke luar provinsi setelah usia lima belas tahun, Mamas sudah pernah ke Bali dan Singapura sebelum usia dua tahun.
Einzel bersyukur sekali, bisa merayakan ultah di rumah kreditan ayah bunda di Ciledug.

Banyak kawan dan kerabat yang datang. Ada yang bawa kado jaket, kaos, kereta, mobil, pancing ikan, truk, pokoknya macem-macem deh.. Ada pula bulik yang mewakilkan diri dengan kirim strawberry cake dari Harvest Pondok Indah.

Yang mengejutkan, sebelum kue ultah itu dipotong, ayah mempersilahkan Mamas memberikan sepatah dua patah kata Maksudnya sih cuma becanda, di luar dugaan Mamas langsung berpidato dengan tangan kanan teracung-acung, seperti berterimakasih atas kedatangan teman-teman. Kayak Obama aja gaya pidatonya… “To all of my friends, thank’s to coming here, at my best moment this year. Now, let enjoy the strawberry cake..”

Selamat Ultah, Mas.. Panjang Umur ya… Udah keliatan tuh gayanya mau jadi pemimpin. Suka nunjuk dan maksa-maksa ayah bunda pake ngacung-acungin tangan… “Ayah Bok… Ayah Bobok… Bunda Duduk"

5.10.09

Naik Kuda di Teras

Ayo Mamas, naik kuda... hiiiiha...

4.10.09

Ke Sundak





Libur lebaran kemarin dimanfaatkan Einzel jalan-jalan bersama nenek-nenek dan saudara-saudara di Jogja. Wow, ternyata Einzel punya om dan tante banyak ya. Maklum, bunda merupakan cucu tertua dan sepupu-sepupu Bunda banyak yang masih sekolah. Sekarang, Einzel merupakan cicit pertama dari tiga cicit semuanya.

Lebaran pertama, Einzel bersama ayah dan bunda masih di rumah karena baru datang dari Jakarta. Lebaran kedua, Einzel jalan-jalan ke Wonosari. Tapi jalan-jalan kali ini, ayah tidak ikut karena mudik ke Surabaya. Dideket tempat Bunda KKN dulu ada warung nasi merah. Einzel mampir deh makan sego abang plus oseng tempe mercon. Kok mercon ya ? Iya, karena sayurnya banyak cabe merah. Pedes ya. Huah huah ….

Jalan menuju Pantai Sundak berkelok-kelok. Alhasil, Einzel muntah deh. Semua makanan dan susu yang ada perut keluar semuanya. Ine, Nenek Ika, Bunda, dan Nenek Ida heboh ngurusi Einzel yang penuh dengan muntahan. Setelah itu perjalanan dilanjutkan….

Pantai Sundak merupakan pantai dengan pasir putih dan terdapat jajaran gunung kapur yang berjejer di sepanjang pantai selatan Jogja ini. Nama pantai Sundak mulai digunakan setelah pantai ini menjadi tempat pertarungan anjing dan landak. Pertarungan terjadi karena seekor aning yang sedang kelaparan secara kebetulan berjumpa dengan seekor landak. Disana, terdapat batu-batu karang kecil berjajar dan menjadi persembunyian biota-biota laut.

Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini. Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah (membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah).

Tidak seperti ketika di pantai Seminyak Bali. Einzel kali ini berani bermain air laut. Bersama Nenek Ika, Einzel berjalan di atas karang-karang. Tidak lupa mandi air laut bersama Om Radi dan Dek Leta. Wow, asyik ya….

24.8.09

Futsal Republik Impian


Einzel berpose bersama ayah dan tim futsal AJI Jakarta, lawannya gak tanggung-tanggung, Wapres Jarwo Kwat, Gus Pur, Ibu Mega Karti dan Om Derry Drajat dari tim Republik Impian..

cieilee, gayanya kayak Mamas mau main bola beneran...

21.8.09

Bukan Superman


Aku bukanlah superman
Aku juga bisa nangis

Ayahku selalu berkata padaku
Laki-laki tak boleh nangis
Harus slalu kuat
Harus slalu tangguh
Harus bisa jadi tahan banting

Aku bukanlah superman
Aku juga bisa nangis

Ayahku selalu memarahi aku
Jika jatuh air mataku
Kata ayah slalu air mata itu
Adalah tanda kelemahan

Tapi ternyata air mataku
Ternyata jatuh juga

Aku bukanlah superman
Aku juga bisa nangis

ayahku tersayang
maafkanlah aku
jika aku masih menangis
masih belum bisa menjadi
seperti apa
yang ayah selalu mau

18.8.09

17-an di Mahkota Simprug






Kalau Agustus tahun lalu, Mamas Einzel ikut sepeda hias di Salemba, maka 17-an kali ini Mamas beraksi di Perumahan Mahkota Simprug. Einzel ikut dalam lomba joget balon.

Tapi sayangnya saat berpasangan dengan seorang cewek sebayanya bernama Winda, ketika musik dimainkan dan saatnya joget dempet balon di perut, Einzel justru lari membawa balon itu. Wah, panitianya bingung, sudah susah-susah mencari teman yang ukuran tinggi badannya sama, e.. balonnya malah dibawa lari..

Einzel juga asyik menginspeksi lomba sepeda hias dan menjajal sepur mini di Paser Rakjat Mahkota Simprug…

11.8.09

Belajar Nyetir di Bogor






Minggu, 10 Agustus kemarin, Mamas Einzel bersama ayah dan bunda menghabiskan hari libur di Bogor. Naik bus dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta tak sampai satu jam, lewat Tol Jagorawi sampailah kami di kota dengan curah hujan sangat tinggi itu. Om Wiki menyebutkan, pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", bœit'-) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram". Memang, kayaknya tinggal di Bogor nan sejuk bisa tenang sentosa selalu ya, hehe..

Maunya sih, ke Bogor hanya untuk menghadiri sahabat ayah dan bunda, om Anto di Kapel Regina Pacis, tapi karena lokasi acara persis di depan Kebun Raya, Mamas Einzel pun mampir ke sana.
Tak lupa, Mamas dan Bunda berpose di depan gerbang Kebun Raya seluas 80 hektar yang memiliki lebih dari 15 ribu koleksi pohon dan tumbuhan itu. Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari hutan buatan pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka.
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik.
Di dalam Kebun Raya terlihat pula Istana Bogor, nah Mamas dan Bunda kembali ambil gambar di depan telaga yang membatasi kebon dan istana penuh rusa itu. Asyik deh, kan akhir tahun lalu Mamas sudah pernah foto di Istana Merdeka, Jakarta. Sekarang sampai juga deh di Istana Bogor.

Setelah dari Kebun Raya, Bunda Einzel ada agenda bertemu teman di Bogor Trade Mall. Sementara Bunda asyik ngobrol soal kerjaan, ayah mengajak Mamas ke arena permainan anak Jurassic World di lantai 3. Wuih, bayar Rp 20 ribu sekali masuk, Mamas bisa mencoba aneka permainan di situ. Mulai prosotan, main kubus-kubusan, sampai aneka mobil-mobilan. Tapi, khusus arena mandi bola, ayah tidak memperkenankan Mamas masuk. Bahaya. Ayah dan Bunda pernah baca, pernah terjadi di sarana mandi bola terjadi penularan virus penyakit yang membawa kelumpuhan. Hiii..

Eiiits, lihat dong foto Mamas belajar memundurkan mobil itu. Gaya banget ya..

1.8.09

Go Overseas








Puji Tuhan, 25-27 Juli lalu Mamas Einzel ke luar negeri. Tujuan utamanya sebenarnya menemani ayah yang tugas liputan menyaksikan tour Liverpool ke Asia, terutama dalam pertandingan eksebisi melawan tim nasional Singapura, 27 Juli lalu.

Mamas berangkat bersama Ayah dan Bunda pada Sabtu (25/7) pagi lewat Air Asia jam 7 dari Cengkareng. Wuiks… karena penerbangan pagi, berangkat dari rumah jam 4 pagi, untung rumah Mamas gak jauh dari akses jalan belakang Bandara Soekarno-Hatta.

Sampai di Singapura, yang berbeda waktu satu jam lebih cepat dari Waktu Indonesia Bagian Barat, Mamas tinggal di Hotel 81 Bencoolen, tak jauh dari Orchard Road. Acara pertama, menghadiri jumpa pers Liverpool di Hotel Mandarin Oriental. Di sini Mamas dapat kejutan, foto dengan pelatih Liverpool asal Spanyol, Om Rafa Benitez!

Hari pertama, ditemani teman ayah dari kantor Singapura, Mamas menelusuri Esplanade, Merlion Park, serta membedah Singapura naik Duck Tour, yakni keliling negeri singa lewat darat dan sungai. Ongkosnya 33 Singapore Dollar seorang dan 2 Dollar untuk anak dua tahun seperti Mamas Einzel. Di hari pertama ini, Mamas juga berkesempatan menikmati Mass Rapid Transport alias Kereta Api Bawah Tanah, dari Stasiun City Hall menuju Stasiun Bugis.

Hari kedua, Mamas berkesempatan jalan kaki ke Orchard dan jalan-jalan ke Fort Canning Chanel serta Museum Peranakan dan Museum Seni Singapore yang berada tak jauh dari hotel. Mamas juga sempat berfoto di Gereja Katolik Gembala yang Baik, yang menunjukkan jejak masuknya Katolik di Singapura serta menjadi bukti kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada 20 November 1986 silam. Tak lupa, Mamas belanja oleh-oleh gantungan kunci di Pasar Bugis, yang terkenal dengan aneka makanan dan cenderamata murah-meriah.

Hari ketiga, sebelum balik ke tanah-air, Mamas mampir ke kantor ayah di Singapura.

Sekitar jam 16.30 Waktu Singapura, Air Asia QZ 7783 menerbangkan Mamas, Bunda, dan Ayah dari Changi ke Cengkareng. Seperti juga berangkatnya, pada perjalanan pulang, Mamas satu pesawat dengan beberapa pendukung Liverpool di Indonesia atau dikenal dengan nama “Big-Reds”.

Bye-bye Uniquely Singapore!

7.7.09

5 hari di Pulau Dewata






Einzel baru kembali dari Pulau Dewata, berlibur bersama rombongan rekan-rekan ayah. Kali ini, Einzel masih peserta termuda alias paling cilik diantara anak-anak lainnya. Eits, jangan salah, kecil-kecil tapi tingkahnya sudah buat orang-orang tertegun. Dari yang berlarian di area halaman hotel yang luas, suka mencetin tombol-tombol di kamar hotel, sampai say hello kepada siapa aja yang dia jumpai. Ada juga yang bilang, " anak sekecil ini sudah sadar kamera ya,". Saya rasa ini ada benarnya juga, ada beberapa session photo yang Einzel sok-sok bergaya. Guaya banget deh ....

Sewaktu makan di Ubud, dengan pedenya Einzel menggoda bule-bule yang sedang asyik makan. Belum lagi kejahilannya menggoda monyet. Eits, hampir saja, dia digigit.

Tapi, kenapa Einzel takut air ya. Main di laut aja gak berani. ayo mas, maen di laut lagi .....

17.6.09

International Citizenship


Mamas Einzel emang suka bikin jealous. Di saat kedua orangtuanya baru mencecap pengalaman naik pesawat di usia 25 tahunan, Einzel sudah merasakannya saat usia 13 bulan.

Begitupula untuk urusan lain. Ayah Jojo baru pegang paspor umur 24 tahun. Bunda Celi bikin paspor saat 26 tahun. Nah, ini Einzel belum 2 tahun sudah memegang buku yang mutlak dimiliki seorang warganegara kalau ingin bepergian lintas batas itu.

Selasa, 16 Juni lalu, nyaris seharian, Einzel, Ayah, dan Bude mengurus paspor di Kantor Imigrasi Tangerang. Saat difoto, Mamas mesti dipancing dengan melihat boneka yang dimainkan petugas Imigrasi bagian foto. Mamas juga tidak harus diambil cap jari atau tandatangan, karena memang belum bisa. Cukup distempel bertuliskan ”Unable Sign”. Kata Pak Imigrasi, tandatangannya nanti kalau perpanjangan paspor dan sudah duduk di bangku SMP.

Kata Ayah sih, Mamas Einzel perlu punya paspor, apalagi bayi sebelum umur dua tahun bisa naik pesawat dengan cuma bayar infant alias sepuluh persen. Kan murah banget tuh.

Tapi, mas, omong-omong, kok pakai acara ngurus paspor, ada rencana mau jalan-jalan ke mana, sih?

Lil Gerrard





Little Gerrard in action...

You'll never walk alone, son!

31.5.09

Horses in our House





Ternyata di kawasan tempat tinggal kami di Mencong, Ciledug, banyak juga kuda-kuda berkeliaran. Mereka ini adalah kuda yang dikaryakan pemiliknya sebagai sarana wisata, baik sebagai kuda tunggangan, maupun dikemas menjadi delman alias andong yang keluar-masuk perumahan, mencari para penghuni nan rindu suasana udik.

Mamas Einzel memanfaatkan itu. Bersama Ayah di Sabtu siang, sementara Bunda sibuk berendam dengan laptop membereskan kerjaannya, kami menemani pak kusir berkeliling Mahkota Simprug Estate, cukup 5 rebu perak selama sekitar 10 menit...

Sepulang dari naik delman, Mamas Einzel suka sekali menirukan gaya pak kusir mengendalikan tali kekang kuda. Kakinya menghentak-hentak tanah dengan tangan seperti memegang tali yang ditarik kencang-kencang dan berujar, “Cccck... cccck....”

Duuuh, latahnya...

24.5.09

Pangkas Rambut Mamas Einzel






Pertengahan Mei ini, kali pertama Mamas Einzel cukur rambut di Jakarta, setelah pada Januari lalu pangkas rambut di sebuah barber shop di Yogyakarta. Sebelumnya kan yang menggunting rambut Einzel selalu “mbok-mbok pijet bayi” itu.

Awalnya, Mamas takut dan bingung saat menghadapi meja cukur di kawasan Mencong, Ciledug, ini. Tapi akhirnya ia enjoy dan kembali bergaya camera face.

Makin ganteng ya, nak, hehe…

12.4.09

Mamas Einzel Berkebun






Einzel selalu aktif dalam banyak hal positif. Termasuk saat ikut repot bersama bunda Celi merawat taman kecil kami di rumah Mahkota Simprug. Lihatlah gayanya membawa cethok, bermain tanah dan menyiangi pakis kodok, serta aneka tanaman milik bunda lainnya.

Bagi Einzel, tak rela relanya melihat orangtuanya sibuk sementara dia hanya berpangku-tangan saja. Tak hanya membantu menyapu lantai atau menjemur baju, tapi juga nyemplung ke taman yang membuatnya belepotan tanah ini.

Sepertinya, ia membuktikan sebuah tagline iklan deterjen, “Berani Kotor itu Baik,” hehe…

23.2.09

Sim Sim Terima Kasim...

Mamas Einzel menikmati Odong-Odong.. "Sim sim terima kasih sim Simpak daun rambutan tan Tanduk ular mati ti Tikus main diloteng teng Tengok ayam bertelor lor Lori jalannya maju ju Jual minyak wangi ngi Ngitung duit seperak..."`

17.2.09

Wisata Sekitar Jakarta





Jakarta adalah hutan belantara bagi mall. So, tidak baik terus mengajak anak berputar-putar ke Grand Indonesia, Plaza Semanggi, Atrium, atau pertokoan lain di ibukota.

Akhir pekan lalu, Einzel berwisata ke Sukabumi dan Bogor. Sekalian merayakan ultah keduanya Om Rahardian Bekti.

Acara pertama adalah makan di Restoran Tengah Sawah “Desa Bumbu”, di kawasan Caringin, Kabupaten Sukabumi. Terletak di area persawahan dan kali, restoran ini layak menjadi oase bagi warga Jakarta yang tiap hari bergelut dengan asap knalpot. Meski memang, waktu untuk mencapai lokasi “Desa Bumbu” tidak sebentar. Dari tol Jagorawi keluar Ciawi, lurus terus ke arah Sukabumi. Dalam kondisi normal, perjalanan dari Jakarta ke Caringin bisa ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Berangkat dari tol Cawang 09.00 WIB, tiba di “Desa Bumbu” pada 11.30 WIB.

Sepulang dari menikmati aneka ikan bakar dan es cincau di ”Desa Bumbu” kami mampir di Katulampa Bogor. Awalnya, lokasi bernama Sumber Karya Indah (SKI) Katulampa di kawasan Banterkemeng, Bogor, ini dikenal sebagai sentra penjualan tas ala Tajur. Namun, belakangan, area yang diresmikan oleh Ibu Linda Agum Gumelar ini dilengkapi dengan wahana tempat wisata.

Ada tempat permainan untuk anak-anak seperti flying fox, wahana ikan, balon air atau ayunan. Di tempat ini, ibu-ibu yang mengantar anaknya bermain, bisa juga sambil berbelanja tas.

Flying fox adalah permainan favorit anak-anak. Tapi sebenarnya permainan ini bisa juga loh dilakuin sama orang dewasa. Dengan ketinggian 7 meter dan jarak luncur 70 meter, konon kabarnya tali ditempat ini bisa menahan beban sampai 800 kilogram. Dan dengan bayar Rp 20 ribu, bisa dua kali main flying fox. Ada juga permainan "Buggy Kart". area semacam off road buat mobil. Membuat badan jadi penuh lumpur usai saling ngebut di sirkuit.

Puas menikmati kawasan SKI, Einzel dan rombongan balik ke Jakarta sekitar pukul enam malam...

10.2.09

Rutinitas sebelum bobok malam


Tidak terasa einzel berumur 15 bulan. Aktifitasnya pun semakin bertambah lincah.
Einzel mempunyai tugas rutin tiap hari. Salah satunya kalau mau bobok malam. Dia bertugas memindahkan 2 guling dan bantalnya dari kasur di ruang TV ke kamar tidur. “ Mas, bawa gulingnya ke kamar,” kata ayah sambil menunjuk guling. Einzel dengan cekatan mengambil guling favoritnya ke tempat tidur.

Sebelum tidur, einzel lebih dulu cuci kaki. Biar bersih. Malam hari einzel bobok dengan diselingi minum susu di jam-jam tertentu. Bangun pagi, einzel bisa bangun dan turun kasur sendiri. Ayah dan bunda sengaja tidak memakai tempat tidur dulu karena takut einzel jatuh.

Bukan itu saja, einzel sudah terbiasa membuka pintu kamar sendiri. Jangan bingung, pintu kamar einzel sudah tidak rapat lagi. Jadi cukup dicungkil pake jari einzel, pintu pun terbuka.

Pernah suatu malam jam 23.00 ketika ayah dan bunda sedang menonton TV dan mengetik. Tiba-tiba einzel yang semula tidur di kamar, datang ke ruang TV. “ aku gak mau bobok sendiri,” mungkin kata einzel ya.

Apapun perkembangan anak, semua itu patut diapresiasikan. Tepuk tangan, ciuman atau kata-kata pujian yang membangun bisa membuat anak merasa didukun, diterima dalam keluarga.