17.9.10

Einzel dan kereta perempuan...


Libur Lebaran, Einzel jalan-jalan bareng ayah bunda ke Bogor. Kami naik Kereta Rel Listrik Pakuan Ekspress dari Stasiun Gondangdia, Menteng, dengan tiket seharga Rp 11 ribu/orang. Seperti biasa, Einzel selalu berteriak kegirangan melihat kereta api.
Tapi ini asyik lagi. Begitu naik, ayah tidak boleh satu gerbong dengan bunda dan mamas. Kata petugasnya, ayah tidak boleh masuk gerbong perempuan. Ternyata di Kereta Rel Listrik Jabodetabek sebulan terakhir telah diterapkan gerbong khusus untuk para penumpang wanita. Nggak hanya berlaku saat mudik saja lho.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, menyatakan, kereta khusus wanita memberikan rasa aman bagi penumpang yang menggunakan kereta. "Dengan kereta khusus ini pelecehan seksual bisa diantisipasi agar tidak terjadi serta menggugah partisipasi masyarakat untuk menyadari permasalahan itu," tutur Linda usai peresmian Kereta Khusus Wanita di Depo Depok, sebagaimana dikutip Tempointeraktif 19 Agustus silam.

Tidak hanya di dalam kereta, sejak ruang tunggu, tampak lahan khusus untuk calon penumpang perempuan. Ayah sendiri berkali-kali menengok dari gerbong pria, bagaimana kondisi bunda dan mamas di gerbong wanita. Tapi, eiiitss, di gerbong laki-laki tempat ayah berada, ada lho cewek yang nggak mau pindah ke gerbong wanita. Pacaran ya, mbak? Kalau wanita masuk gerbong cowok atas kemauannya, ya nggak apa-apa, asal bukan pria yang nyelenong masuk gerbong perempuan.

Bagaimana, kamu setuju adanya gerbong khusus perempuan yang terpisah dari laki-laki di kereta api? Mamas sih oke-oke saja, asal jangan jauh-jauh dari ayah...