12.10.08

Kecipak-kecipung





Mamas Einzel kalau lagi dimandiin bunda senang banget bermain air, kecipak-kecipung sambil teriak-teriak riang...

5.10.08

Like Father Like Son...






hayo, mana yang lebih seksi?

Awas, Undang-Undang Pornografi mau disahkan lho...

Merangkak dengan Gembira







Dunia, lihatlah, Mamas Einzel lagi seneng-senengnya merangkak...

one.. two.. three.. four, five.... langsung duduk tegak...

1.10.08

Goes Katedral...




Sehari menjelang Idul Fitri 1429 H, Einzel ayah dan bunda mengajak Mamas ke Gereja Katedral di Jakarta Pusat. Gereja tua yang berhadapan langsung dengan Masjid Istiqlal ini bukan hanya bersejarah bagi perkembangan umat Katolik di Indonesia, tapi juga bagi ayah dan bunda. Tujuh bulan sebelum menikah pada 2006 lalu, ayah dan bunda menjalani pre wedding session di Gereja Katedral bersama fotografer Om Hendra Suhara.

Di Katedral, Einzel bertemu turis Jepang, bule, serta sempat berdoa di depan lilin serta ke Goa Maria di komplek Katedral. Hii.. mulanya Mamas sempat takut pada beberapa sisi gereja yang gelap, lalu gumun menyaksikan orang berdoa dengan menyalakan sebatang lilin baru. Tapi lama-lama, Mamas suka berjalan-jalan di Katedral dengan sepatu baru yang dibelikan ayah dan bunda di Atrium Senen, pekan lalu.

O ya, Gereja Katedral Jakarta memiliki nama resmi Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga atau De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming. Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.

Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.

Katedral yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890 dalam cuaca yang cerah, gereja ini pun sempat roboh. Satu lagi catatan, pada malam natal, 24 Desember 2000, gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom.

Wisata di Situ Lembang




Di tengah kritik tajam bahwa Jakarta kering dengan daerah resapan air maupun lahan terbuka hijau, Mamas Einzel memanfaatkan waktu liburan lebaran dengan berkunjung ke Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.

Situ Lembang amat menarik, karena merupakan sebuah danau di pusat Jakarta, di tengah-tengah perumahan elit para pejabat dan kedutaan besar mengelilinginya Di situ Mamas senang, bisa merangkak-rangkak di rumput, berfoto bersama Dinosaurus dan memandang air mancur yang tiba-tiba berjoget pada setengah jam setelah kedatangan Mamas.

Sebagai sebuah area publik, Situ Lembang layak menjadi referensi tempat nongkrong di tengah padatnya ibukota. Karena itu, selain sebagai arena ngabuburit dan tempat meeting point anak muda, tak salah bila lokasi ini kerap menjadi sarana pengambilan gambar film, misalnya. Selain itu, di Situ Lembang juga terkenal dengan jajaran penjual nasi gila, nasi goreng ala betawi yang dicampur dengan bumbu khas dan sayur mayur campur aduk.