18.12.08

Ku Akan Menjagamu…



Anda masih ingat gambar Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang berlari-lari di sekitar Pak Harto saat mendiang presiden kedua kita berkuasa? Kisahnya, saat itu Pak Harto akan mengemudikan motor gede kesayangannya, dan di belakangnya tampak Paspampres setia mengawal, bahkan berlari saat motor ini sudah jalan. Saat motor itu makin melaju, mereka berlari semakin kencang, seolah-olah para tentara pilihan ini menjaga anak kecil yang baru belajar naik sepeda…

Begitulah kira-kira perasaan seorang ayah terhadap anaknya. I wish Anda yang baca posting blog ini adalah seorang ayah. Atau Ibu. Atau at least punya ponakan kecil. Bayangkan anak-anak kesayangan kita sedang belajar berjalan. Itulah yang hari-hari ini saya lakukan. Persis seperti Paspampres membentengi Suharto agar tidak nggeblak, begitulah saya menjaga Einzel agar tidak jatuh tanpa topangan di sela keriangannya memanfaatkan kaki sebagai anugerah yang baru disyukurinya.

Seorang ayah rela membayar apapun demi kesenangan dan kesehatan anaknya. Begitu si kecil, apalagi itu adalah darah dagingnya sendiri, tertawa, maka si ayah akan gembira. Baik tersenyum kecil, atau malah ikutan ngakak.

Ketika sang anak sakit, si ayah akan berujar dalam hati, “Nak, if only I could replaced your suffering. Seandainya saya bisa menanggung rasa sakit yang kamu rasakan. Kalau boleh, penderitaan itu jadi milik saya. Jangan kamu, anakku…”

Seorang ayah harus bersikap seperti seorang komandan paspampres menghadapi keinginan presiden. Senang atau sedih, sibuk atau senggang, dia harus menjawab lantang kala sang anak membutuhkannya, mengajaknya bermain atau berjalan-jalan, “Siap Komandan…”

Tak ubahnya reffrein lirik lagu “Dik” dari kelompok musik “Wali”..

“Ku akan menjagamu
Di bangun dan tidurmu
Di semua mimpi dan nyatamu
Ku akan menjagamu
Tuk hidup dan matiku
Tak ingin, tak ingin kau rapuh…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar