7.9.08

Campak



Jedaaaar...!!! Setelah panas tinggi hingga 38 derajat Celcius dua hari lalu, Minggu (7/9) badan dan wajah Mamas ditumbuhi bintik-bintik merah. Ayah dan bunda panik, semula mengira sebagai serangan Demam Berdarah Dengue. Maklum, sebelumnya suhu tinggi di tubuh Mamas dianggap hanya sebagai intro “mau pintar”, misalnya gigi mau tumbuh, atau mau bisa berdiri dan berjalan.

Ayah dan Bunda lalu membawa Mamas ke Klinik Rawasari. Di sana, bu dokter menjelaskan kalau kemungkinan besar Mamas Einzel kena gejala campak. “Panas yang kemarin itu merupakan pertanda awal munculnya campak,” kata bu dokter. Sebenarnya sih, hampir semua manusia di dunia pernah dan akan menderita campak. Asal tahu saja, seperti cacar air, campak hanya menyerang sekali seumur hidup, once upon a life.

Mamas mendapat terapi bedak pengusir gatal, sehingga tidak gampang menggaruk bintik yang dapat menimbulkan infeksi. Menurut bu dokter, meski Einzel sudah mendapat imunisasi campak, bukan berarti tidak akan terserang penyakit ini. “Imunisasi hanya menurunkan efek campak yang dapat lebih parah seandainya tidak diberi suntikan kekebalan tubuh,” kata bu dokter. Maka, Mamas pun sementara tidak mandi dan bersepeda keliling kampung sebelum sembuh dari campak.

Blog dokter dot net menyebutkan, campak atau measles merupakan penyakit yang sangat menular terutama menyerang anak anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat menyerang orang dewasa. Pada anak anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau berpotensi menyebabkan kematian. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus ini sangat menular terutama pada anak anak dengan daya tahan tubuh yang buruk. Virus masuk ke dalam tubuh melalui perantara udara yang berasal dari batuk, bersin atau kotoran tangan penderita campak. Penderita dapat menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.

Membedakan penyakit campak dengan penyakit demam yang lain tidaklah terlalu sulit. Pada penderita campak akan ditemuka demam yang tinggi (paling tinggi dicapai setelah 4 hari), bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berair, tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras. Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare, bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian ke seluruh badan.

Komplikasi yang timbul pada penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada campak. Komplikasi itu antara lain : Infeksi telinga bagian tengah, Bronkhitis(infeksi saluran pernafasan bagian bawah), Pneumonia (infeksi paru-paru), Encephalitis (radang otak).

Mengerikan bukan? Seperti penyakit penyakit lainnya, pada penyakit campak pun ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebelum ke dokter. Tindakan tindakan itu antara lain : tinggal di rumah sampai penyakit tidak menular lagi, istirahat dan minum banyak cairan, minum obat anti demam, minum obat batuk. Bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus-menerus, kejang-kejang atau mengantuk segera ke dokter.

Saat tiba di tempat dokter, penderita campak akan diberikan beberapa tindakan medis guna mencegah komplikasi tetapi bila sudah terdapat komplikasi maka akan dilakukan upaya upaya untuk mengobati komplikasi yang ada. Bila dokter merasa bahwa penderita memerlukan perawatan lebih lanjut maka dokter dapat merujuk pasien ke rumah sakit terdekat.

1 komentar: